Minggu, 29 Mei 2011

Anak Cerdas

Setiap anak cerdas, hanya cerdasnya berbeda-beda. Thomas Alfa Edison, butuh 12 th untuk menyelesaikan SD dan 3 bulan di SMP lalu dikeluarkan, karena dianggap anak bodoh. Untung orang tuanya, walau belum ikut seminar 'Multiple Intelligences' malah sudah mempraktekkan ilmunya. Ayahnya tetap menganggap anaknya pandai, pandai otak atik, dan karena utak-atik anaknya, gudangnya malah terbakar.

ThoMas Alfa Edison, tumbuh menjadi peneliti utak atik dan menemukan listrik, dasar mesin kereta api dan lain-lainnya dan diakui dunia sebagai orang pandai.

 Nah, anak anda juga pandai, ada yg pandai bergaul, (istilah kerennya, social intelligence), ada yg pandai bicara (linguistic intelligence) ada yang panda musik, melukis, dll.  Tugas orang tua adalah menemukan jenis kepandaian anak, dan mengarahkannya ke arah yang tepat. 


Tujuan pendidikan anak, pada akhirnya adalah supaya anak berhasil.  Nilai bagus, IP yang tinggi dan mendapat juara serta gelar sarjana, baru separo  di tengah jalan.  Apa artinya memegang sertifikat sarjana kalau bekerja dan tidak naik-naik pangkat.  Apa artinya tropy kejuaraan berjejer di ruang tamu kalau akhirnya tidak sukses hidup karena dia anak pandai tapi kuper, kurang bergaul.

BERHASIL? Mereka yang berhasil bukan yang bisa menulis halus dengan tata bahasa yang benar, tetapi yang berani berbicara. Mereka yang berhasil bukan yang otaknya pandai (IQ-Intellectual Quotient), tetapi hatinya pandai (EQ-Emotional Quotient).  Mereka yang menikah dan bahagia (berhasil hidup berumah tangga) bukan ahli agama atau yang IP tinggi, tetapi yang berkarakter (SQ-Spiritual Quotinet) yang hatinya baik.  Mereka yang berhasil bisnis bukan ahli matemathika ekonomi yang bisa menghitung rugi laba dengan cepat, tetapi yang memiliki integritas dan pandai bergaul (ESQ-Emotional Spiritual Quotient).  Mereka yang berhasil dibidang politik bukan doktor ilmu sosial politik, tetapi yang temannya banyak dan jaringannya luas.

Prof Dr Daniel Golleman, bapak managemen modern di Amerika meneliti orang-orang yang berhasil dan melaporkan hasil surveynya: “Mereka yang sukses dan berhasil, bukan mereka yang waktu sekolah memiliki nilai rapor bagus tetapi mereka yang aktif organisasi, banyak bergaul dan temannya banyak.  IQ hanya mempengaruhi 20% keberhasilan sedangkan EQ & ESQ 80%!”

Celakanya, banyak orang tua melarang anaknya bermain dan memberikan jadwal less dan belajar lebih dari porsi untuk usianya.  Mereka akan pandai disekolah tetapi bisa GAGAL dalam hidup nantinya.  Karena itu, jika tujuan orang tua mendidik anak supaya nantinya mereka berhasil, perhatikan EQ dan ESQ yang justru mempengaruhi 80% keberhasilan mereka nantinya.

EQ tentunya lebih banyak dibentuk di SEKOLAH, tetapi EQ dan SQ (sering digabung menjadi ESQ) lebih banyak dibentuk oleh KELUARGA dan LINGKUNGAN.  Lingkungan yang cukup berpengaruh adalah lingkungan/ komunal ibadah (entah Mesjid atau Gereja) selain lingkungan tempat tinggal dan teman-teman.

Karena itu, orang tua tidak boleh merasa sudah bertanggung jawab dalam mendidik anak, karena sudah membiayai sekolahnya, itu baru 20% dari bagian mendidik anak yang hanya mempengaruhi 20% keberhasilannya.  Terlebih lagi orang tua perlu membangun komunikasi dengan anak-anak, waktu bersama mereka, menanamkan nilai-nilai hidup, moral, tata krama, mengawasi pergaulan mereka dan yang terutama, mengajari mereka ‘bergaul’ dengan Tuhan dengan doa pribadi, saat teduh dan mengajak mereka beribadah sehingga terbentuk sikap ‘takut akan Tuhan’ sebagai fondasi ESQ yang paling kuat, memiliki kasih yang merupakan SQ terbaik.

Di akhir zaman ini, mencari anak pandai akan sangat mudah, karena begitu bagusnya perkembangan kurikulum, berbagai less dan terapi kecerdasan muncul dimana-mana dan sekolah dengan perbagai program termodern dengan standar nasional plus bahkan international didirikan oleh banyak pihak. Namun mungkin akan sulit mencari anak baik dan anak berkarakter.  Anak bermoral yang mengerti tatakrama, anak yang jujur dan memiliki integritas.  Anak langka seperti inilah yang nantinya akan berhasil dan ‘mewarisi bumi’.

Anak CERDAS secara lengkap, baik IQ dan ESQ tidak turun dari langit, tetapi bisa dibuat, dilatih atau diterapi, kalau kita orang tua mengenal kekerdasan secara lengkap, faktor-faktor yang mempengaruhi dan bagaimana terapi untuk setiap jenis kecerdasan supaya anak kita tumbuh secara seimbang, baik otak kiri maupun kanan, baik kemampuan logika berpikir serta perasaan empati dan simpati, baik.

Memiliki anak cerdas bukan lagi impian, anak anda BISA CERDAS!!  Melalui rubrik ini, secara berseri saya akan mengajarkan PENDIDIKAN ANAK secara lengkap dan seimbang. 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar